Selasa, 27 Mei 2014

Harga Sebuah Prestasi

   Melalui tulisan saya kali ini, ingin saya sampaikan pada pembaca sekalian, yang menjadi landasan orang - orang mancanegara khususnya bangsa barat yang sukses melalui totalitas dalam bidang olah raga khususnya binaraga. Dapat kita perhatikan bahwa perjuangan dan prestasi yang mereka peroleh mendapatkan penghargaan yang sangat sesuai untuk dijadikan tumpuan masa depan mereka, apakah itu yang dapat kita terima apabila kita totalitas dalam bidang olah raga di negara kita?
 
   Dari tabel dibawah dapat kita lihat disamping prestasi, penghargaan yang berupa nominal uang dapat disetarakan dengan penghasilan sebuah pekerjaan. Jadi disamping totalitas & pengabdian dibidang olah raga kita tidak melepaskan tanggung jawab sebagai pencari nafkah. Jadi kapankah kita bisa merasakan nikmatnya berprestasi untuk bangsa & keluarga?

Olympia Prize 1965 - 2013




 
                






               

Minggu, 25 Mei 2014

7 Ikon Binaraga Indonesia

   Arti kepahlawanan tidaklah selamanya diartikan dengan mengangkat senjata serta menumpas segala bentuk kolonial penjajah demi mempertahankan keharuman bangsa. Di zaman sekarang arti kepahlawanan lebih menarik jika dituahkan melalui ajang prestasi yang mengatasnamakan suatu negara, salah satunya dengan persaingan olahraga.  Begitu hal nya dengan binaraga, citra binaraga terdahulu tak kalah menariknya dengan semangat para pejuang kemerdekaan. Tujuannya sama, membela serta mengharumkan tanah air ini di mata dunia.
   Berikut ini coba saya hadirkan 7 nama dari sekian banyak nama bodybuilder di Indonesia yang tidak dapat saya tampilkan seluruhnya, semoga dikemudian hari dapat saya unggah profil bodybuilder lainnya agar dapat memperkaya wawasan kita semua.

 1. Levi Rumbewas

     Legenda membuktikan bahwa tanah papua bukanlah peradaban bangsa Indonesia yang terbelakang. Melalui prestasinya diajang binaraga, Papua banyak dikenal masyarakat dunia serta menjadi kebanggaan bagi bangsa sendiri. Siapa tak kenal dengan Levi Rumbewas atlet senior kelahiran kota Papua yang telah mengharumkan bangsa ini di kancah binaraga internasional. Namanya yang selalu dielu-elukan di masa kejayaan tahun 80-an, Levi meyakinkan Indonesia bahwa dirinya merupakan binaragawan terbaik dan berprestasi pada kelas 70kg dengan perolehan medali emas pada Asean Games tahun 1987 dan 1989.
Ibarat buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bakat olahraga beban yang dimiliki pria berkulit hitam ini telah menurun kepada sang putri kesayangan Raema Lisa Rumbewas (kini telah menjadi atlet angkat besi) begitupula dengan istri tercinta Ida Korwa. Sehingga keluarga mereka pun disebut-sebut sebagai perintis olahraga angkat beban dan binaraga di kota mutiara hitam.

2. Zarmi Bakhtiar

Bila dunia mengenal atlet binaraga legendaris seperti Arnold, Shawn Ray, Lee Haney, dan Dorian Yates, maka Indonesia pun tak mau kalah ketinggalan dengan bodybuilder dunia lainnya. Mengharumkan bangsa melalui ajang pertandingan binaraga merupakan cara tersendiri bagi pahlawan binaraga yang satu ini. Zarmi Bachtiar, begitulah nama lengkap dari atlet kelahiran Bukit tinggi 27 September 1945.
Mengemas lekuk tubuh menjadi berotot pada kelas 65kg, berikut keikutsertaanya pada kompetisi binaraga nasional di mulainya pada tahun 1970. Pria yang telah menyalakan api PON XVIII di Riau tahun lalu ini, hanya membutuh 3 tahun lamanya untuk mendapatkan medali perak pada PON VIII di tahun 1973. Prestasinya yang terus cemerlang dan gemilang membawa Zarmi kepada pentas bergengsi bertaraf dunia. Citranya sebagai binaragawan sangatlah popular, setelah ia berhasil menyabet medali perunggu di SEA Games tahun 1981 di manila, medali perak di Sea Games tahun 1987, dan medali emas di tingkat ASEAN mulai tahun 1983, 1984, dan 1985.

3. Asrelawandi


Mempertahankan debut prestasinya berskala dunia, Atlet kebanggaan Riau Asrelawandi juga patut menjadi panutan sepanjang sejarah binaragawan terbaik Indonesia. Meskipun usianya tergolong senior, namun tekadnya tak luput dari eksistensi semangat pemuda yang militan. Tak ada lawan tangguh yang dapat menyainginya selama berkompetisi diatas panggung, bahkan beberapa negara Asia pun turut mengakui akan kehebatan pria kelahiran kepulauan Riau ini.
Dikenal sebagai spesialis binaraga kelas 60kg, Asrelawandi yang bergelut di binaraga sejak tahun 1983, senantiasa menoreh prestasi dengan peraihan medali emas diperhelatan olahraga ter-akbar bertaraf dunia maupun Asia, dan telah mengumpulkan 6 medali emas selama PON. Asril hingga kini masih membuktikan taringnya pada masyarakat di ajang kejuaraan bergengsi nasional bahkan internasional sekalipun.

 4. Wempi Wungau


Disaat kejayaanya dahulu, Indonesia memiliki citra binaragawan lainnya yang mengharumkan negeri ini. Sebut saja Wempi Wungau yang telah memboyong pulang beberapa medali emas pada Sea Games tahun 1989 hingga tahun 1997. Meskipun prestasi puncaknya di Asean Games 2002 di Busan, Korea Selatan hanya membuahkan medali perak, namun Indonesia tetaplah bangga dan patut kagum atas apresiasi yang dikerahkan Wempi demi mempertahankan prestasi binaraga Indonesia.
Namun setelah masa kejayaannya redup oleh faktor usia. Kesenjangan nasib binaragawan tanah air ini tak berujung indah. Pundi-pundi materi yang menjanjikan pasca kejuaraan pun tak sepadan dengan kenyataan pahit yang didapatkannya setelah masa kejayaan berakhir. Janji-janji manis yang terlontarkan pemerintah hanyalah menjadi isapan jempol belaka. Wempi yang usianya genap 50 tahun, kini hanya bekerja sebagai petugas keamanan, sehingga menggoyahkan hati Yayasan Olahraga Indonesia (YOI) untuk memberikannya santunan hari tua. “Muda ku menjadi dambaan, tua ku selalu dikebelakangkan” begitulah kenyataan ironis yang terjadi pada atlet sekarang.

5. Ade Rai


Mengawali karirnya sebagai atlet pebulu tangkis sejak usia 8 sampai 17 tahun, pemilik nama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai bukanlah terlahir sebagai seorang bocah berawakan tubuh yang gemuk ataupun proporsional. Keinginannya membentuk tubuh supaya nampak ideal dan atletis, membuat Rai harus memberhentikan bulutangkis dan mulai menghirup atmosfer barunya pada weight training. Setelah lama bergelut dengan besi, Rai mengalami perubahan struktur tubuh yang amat drastis dan fantastis. Atas kemajuan inilah Rai tidak menyia-nyiakan potensi keindahan lekuk tubuhnya dalam berkecimpung di kejuaraan otot.
Tahun 1992 merupakan tahun dimana ia mulai mengawali prestasinya sebagai binaragawan. Banyak berkenalan dengan para atlet binaraga senior seperti Sukardi semasa kuliahnya di Bandung, membuat Rai banyak memperoleh wejangan yang memantapkan dirinya pada binaraga. Hingga pada masa kejayaannya, Rai yang dikenal dengan ciri khas rambut terkuncir telah mengantongi segudang prestasi sejak tahun 1994, mulai bertaraf lokal, nasional seperti PON, hingga bahkan internasional sekalipun. Adapun apresiasi kejuaraan yang pernah ditaklukinya antara lain medali emas SEA Games 1997, juara 1 IFBB Indonesian National Championship , ABBF/IBBF Mr.Asia 1995&1998, Mr. ASEAN 1995, juara 1 Muscle Mania World 1996&2000, overall winner Superbody World Profesional tahun 2000.
Alunan nama Ade Rai pun mulai mencuat sedikit demi sedikit ke berbagai kalangan masyarakat umum, berkat kerja kerasnya mengenalkan binaraga dengan pola hidup sehat melalui media televisi maupun media iklan. Sehingga banyak orang yang menasbihkannya sebagai pioneer binaragawan maupun inspirator fitness di Inonesia.

6. Syafrizaldi


Atlet Binaraga berikutnya tentu Anda tidak akan asing dengan keelokan serta kesimetrisan struktur otot yang menghiasi binaragawan kelahiran kota Medan ini. Syafrizaldi atau akrab disapa bang Rizal dulunya bukanlah siapa-siapa. Mengawali kehidupannya hanya sebagai pedagang teh botol di Senayan, bang Rizal mulai mengenal banyak seputar olahraga tinju. Namun sayang seribu sayang, keinginan menjadi petinju pun ditolak matang-matang oleh Ibundanya. Sehingga keinginannya tersebut malah justru bergeser menjadi seorang binaragawan.
Pria yang mengartikan binaraga sebagai seniman otot ini, memang sangat popular dengan julukan “raja kelas 75kg”. Menoreh pentas kejuaraan di ranah nasional, Asia, hingga dunia sudah ditaklukannya mulai dari ajang PON, SEA Games, WBPF. Atlet yang mewakili provinsi Jawa Timur ini menyatakan pindah kelas ke 80kg pada kompetisi Asia Body Building & Physique Championship di Ho Chi Minh Vietnam september lalu, dimana ia hanya ditempatkan pada posisi 4. Di usianya yang hampir menginjak masa keemasan, Rizal tetap haus akan juara. Ia tidak menjadikan umurnya sebagai batasan prestasi, justru dengan terjunnya Rizal menjadikan contoh bagi binaragawan junior lainnya, bahwa usai bukanlah suatu faktor penghambat prestasi.

 7. Komang Arnawa


Terlahir di suatu desa kecil tepatnya di kota Bali, anak dari pemuka agama yang penuh dengan kesederhanaan ini tentu tidak akan mengira jika prestasi anaknya tersebut akan membanggakan bangsa. Dedikasi yang tinggi seputar otot serta gairah yang tak dapat terbendungi untuk menjadi binaraga terbaik, terwujud dengan sendirinya setelah ia menaklukan beberapa pentas kejuaraan berskala nasional maupun internasional.
Walaupun Komang tidak berkompetisi di bawah naungan induk organisasi PABBSI, namun tetaplah orientasi prestasi harus di apresiasikan kepadanya. Tercatat pada bulan oktober tahun 2002, Pria yang dijuluki oleh dunia “The Gentle Giant from Bali”mulai merajai kompetisi binaraga tanah air di kelas invitational. Kedekatan emosional yang kuat dengan Australia kembali membuka peluang baiknya untuk melangkah “Go International”. Sehingga di oktober 2003 ia berhasil menduduki peringkat pertamanya diajang kejuaraan duniaIFBB Western Australia Bodybuilding Champhionship. Yang patut disalutkan lagi dari seorang Komang Arnawa adalah prestasi dunia yang berturut-turut didapatkannya seperti menggondol pulang mahkota Mr. Natural Olympia di tahun 2005.
Dari ke tujuh pahlawan binaraga yang dipaparkan tadi, merupakan suntikan semangat yang menginspirasi kita untuk berprestasi lebih baik lagi dari apa yang mereka capai pada masa lalu. Dan tentunya pesan moral yang disampaikan pada artikel ini mengajarkan kita bahwa atlet olahraga merupakan pejuang bangsa sepanjang hayat yang patut kita hargai. Kendati mereka berjuang di masa mudanya, lantas tidak membuat mereka terabaikan di saat kejayaan tersebut termakan oleh usia.
Panggilan jiwa yang mengantarkan mereka pada masa kejayaan menjadikan wajah bangsa ini harum di mata dunia. Terlebih lagi, masyarakat Indonesia mulai rindu akan prestasi gemilang yang membanggakan negara. Semoga dengan ini semua dapat bermanfaat dan berguna bagi para regenerasi atlet binaraga berikutnya.

Jumat, 23 Mei 2014

Juara Mr. Olympia Dari Masa ke Masa

1. Larry "The Legend" Scott
    Kelahiran Blackfoot, Idaho 12 Oktober 1938
    Mr. Olympia 1965, 1966
    Larry Scott Official Website : http://www.larryscott.com/
Larry "The Legend" Scott

2.
Sergio "The Myth" Oliva
     Kelahiran Havana, Cuba 14 Juli 1941
     Mr. Olympia 1967, 1968, 1969
     Sergio Oliva Official Website : http://www.sergiooliva.com/
Sergio "The Myth" Oliva


3. Arnold "The Oak" Schwarzenegger
    Kelahiran Thal, Austria 30 Juli 1947
    Mr. Olympia 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, 1975, 1980
    Arnold Schwarzenegger Official Website : http://www.schwarzenegger.com/
Arnold Schwarzenegger
4. Franco Colombu
    Kelahiran Sardinia, Italia 17 Agustus 1941
    Mr. Olympia 1976, 1981
    Franco Colombu Official Website : http://columbu.com/
    
Franco Colombu

5. Frank Zane
    Kelahiran Kingston, Pennsylvania 28 Juni 1942
    Mr. Olympia 1977, 1978, 1979
    Frank Zane Official Website : http://www.frankzane.com/    
    
Frank Zane

6. Chris Dickerson
    Kelahiran New York, USA 25 Agustus 1939
    Mr. Olympia 1982
    Chris Dickerson Official Website : http://www.chrisdickerson.net/
    
Chris Dickerson
7. Samir "The Lion Of Lebanon" Bannout 
    Kelahiran Beirut, Lebanon 7 November 1955
    Mr. Olympia 1983
    Samir Bannout Official Website : -
    
Samir Bannout

8. Lee Marvin Haney
    Kelahiran Spartanburg, South Carolina 11 November 1959
    Mr. Olympia 1984, 1985, 1986, 1987, 1988, 1989, 1990, 1991
    Lee Marvin Haney Official Website : http://leehaney.com/
    
Lee Marvin Haney
9. Dorian "The Shadow" Yates
    Kelahiran 19 April 1962
    Mr. Olympia 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997
    Dorian Yates Official Website : http://www.dorianyatesnutrition.com/
    
Dorian "The Shadow" Yates
10.Ronnie Coleman
     Kelahiran Monroe, Lousiana 13 Mei 1964
     Mr. Olympia 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005
     Ronnie Coleman Official Website : http://www.ronniecoleman.net/
     
Ronnie Coleman
11. Jay Cutler 
      Kelahiran Worcester, Massachusetts 3 Agustus 1973
      Mr. Olympia 2006, 2007, 2009, 2010
      Jay Cutler Official Website : http://jaycutler.com/  
      
Jay Cutler
12. Dexter "The Blade" Jackson
      Kelahiran Jacksonville, Florida 25 November 1969
      Mr. Olympia 2008
      Dexter Jackson Official Website : http://dexterjacksonclassic.com/ 
                                                       http://djmemphisclassic.com/
      
Dexter "The Blade" Jackson
13. Phil "The Gift" Heath
       Kelahiran Seatlle, Washington 18 Desember 1979
       Mr. Olympia 2011, 2012, 2013
       Phil Heath Official Website :http://www.phillipheath.com/
       
Phil "The Gift" Heath

Senin, 19 Mei 2014

Binaraga

Binaraga

   Istilah "binaraga" merupakan terjemahan bahasa Indonesia untuk istilah dalam bahasa Inggris bodybuilding yang terbentuk dari kata "bina" yang berarti membangun, dan "raga" yang berarti tubuh.
Front Body

Back Body

Legs

   Binaraga adalah kegiatan pembentukan tubuh yang melibatkan hipertropi otot intensif. Dengan melakukan latihan beban dan diet protein tinggi secara rutin dan intensif, seseorang dapat meningkatkan massa otot. Seseorang yang menekuni aktivitas ini disebut binaragawan (pria) atau binaragawati (wanita). Selain menjadi gaya hidup untuk membentuk tubuh sekaligus menjaga kesehatan, binaraga juga dapat dipertandingkan dalam berbagai kontes atau sebagai salah satu cabang olahraga yang kerap dipertandingkan di pesta olahraga seperti Pekan Olahraga Nasional atau Sea Games.

   Dalam kompetisi binaraga, para binaragawan memamerkan otot tubuh mereka dihadapan dewan juri yang menilai penampilan fisik mereka. Dewan juri ini akan memberikan nilai berdasarkan kriteria tertentu; seperti massa otot, simetri tubuh, definisi otot, serta penampilan yang mencakup koreografi, musik, dan tema. Otot tubuh ditonjolkan melalui serangkaian proses yang disebut "cutting phase"; serangkaian kombinasi dari pengurangan kadar lemak tubuh, penggelapan warna kulit (dilakukan dengan berjemur di bawah sinar matahari), pembaluran minyak pada tubuh, ditambah efek penyinaran panggung yang akan membantu dewan juri untuk melihat definisi otot secara lebih jelas.

   Binaragawan terkenal di dunia seperti Arnold Schwarzenegger, Charles Atlas, Steve Reeves, Reg Park, Devin McKillop, dan Lou Ferrigno, sedangkan binaragawan terkenal di Indonesia antara lain Levi Rumbewas, Asrelawandi, Ade Rai, dan Ricky Syamsuri. Kini, juara tiga kali berturut-turut Phil "The Gift" Heath adalah penyandang gelar Mr. Olympia sebagai binaragawan teratas di dunia. Selain itu terdapat gelar binaraga bergengsi lainnya seperti Mr. Universe.
Arnold Schwarzenegger



Phil "The Gift" Heath

   Otoritas binaraga dunia adalah International Federation of BodyBuilding & Fitness (IFBB), sedangkan otoritas binaraga nasional Indonesia adalah Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI).

   Sesungguhnya upaya membentuk tubuh dengan memperbesar masa otot melalui serangkaian latihan fisik sudah lama dikenal sejak zaman kuno di Yunani sekitar abad ke-5 SM. Herkules, pahlawan gagah dalam mitologi Yunani melambangkan maskulinitas dan keperkasaan pria. Hal mungkin merupakan bentuk awal pemuliaan terhadap bentuk fisik ideal dan simetris dalam kebudayaan dan kesenian Yunani, seperti nampak dalam patung-patung Yunani klasik. Olimpiade kuno yang digelar di Olimpia mempertandingkan olahraga gulat, tinju, dan atletik, merupakan bentuk budaya pemuliaan dan apresiasi terhadap bentuk tubuh ideal. Para atlet berlaga tanpa busana dengan sebelumnya mambaluri tubuh mereka dengan minyak dan bedak halus. Acara ini menjadi hiburan, tontonan, sumber kekaguman, serta kebanggaan bagi masyarakat negara-kota Yunani kuno.
Hercules

   Tahun awal perkembangan binaraga di dunia barat berlangsung pada kurun waktu 1880 hingga 1953. Binaraga belum benar-benar ada sebelum akhir abad ke-19 yang dimulai oleh Eugen Sandow dari Prussia (kini Jerman utara),[2] yang dihormati sebagai "Bapak Binaraga Modern". Ia dianggap sebagai perintis olahraga ini karena memperbolehkan penonton menyaksikan fisiknya dalam "penampilan pamer otot". Sebelumnya pameran fisik pria telah lama dilakukan melalui berbagai pertunjukan karnaval dan sirkus, akan tetapi lebih bersifat memamerkan kekuatan tubuh seperti pertandingan gulat, mengangkat beban berat, atau membengkokkan batang besi. Sandow adalah orang pertama yang berfokus pada penampilan otot itu sendiri. Sandow adalah seorang "gracilian" yang sempurna. Istilah ini merujuk pada standar "ideal" matematis untuk "fisik sempurna" yang mendekati proporsi tubuh patung Yunani dan Romawi pada era klasik.
Eugen Sandow

   Sandow menggelar kontes binaraga perdana dunia pada 14 September 1901 yang disebut "Great Competition" dan digelar di Royal Albert Hall, London, Inggris. Sandow sendiri menjadi juri bersama Sir Charles Lawes, dan Sir Arthur Conan Doyle. Kontes ini berlangsung sukses dengan dihadiri ratusan peminat kontes fisik. Piala bagi juara adalah patung perunggu Sandow yang dibuat oleh pematung Frederick Pomeroy. Juaranya adalah William L. Murray dari Nottingham.

   Pada tahun 1970-an, binaraga semakin terkenal dan mendapatkan publisitas besar berkat penampilan Arnold Schwarzenegger dan rekan-rekannya dalam film Pumping Iron produksi tahun 1977. Pada dekade ini pula organisasi International Federation of BodyBuilding & Fitness (IFBB) mulai mendominasi cabang olahraga ini.

   Kini Mr. Olympia adalah kontes binaraga paling bergengsi di dunia, dan sejak 1977, sang juara mendapat piala perunggu Sandow dan hadiah uang.
Sandow Bronze Trophy

   Di Indonesia, binaraga mulai dikenal sejak tahun 1950-an setelah perang kemerdekaan Indonesia. Kejuaraan binaraga Mr. Indonesia pernah digelar pada tahun 1952. Binaraga pun dipertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga SEA Games dan Pekan Olahraga Nasional. Otoritas binaraga nasional Indonesia adalah Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI). Dengan berkembangnya dunia perfilman Indonesia pada dekade 1970-an hingga 1980-an, film-film bergenre laga dan legenda menampilkan beberapa bintang film Indonesia yang berfisik kekar dan gagah untuk berperan sebagai pahlawan. Bintang film seperti Barry Prima, Advent Bangun, George Rudy, dan Willy Dozan, kerap membintangi film laga, walaupun tidak menekuni binaraga tapi mereka memiliki fisik yang cukup prima.
Ade Rai

   Atlet binaraga terkenal Indonesia antara lain Levi Rumbewas, Asrelawandi, Ade Rai, dan Ricky Syamsuri. Ade Rai cukup terkenal sebagai tokoh yang mempopulerkan dunia fitness dan binaraga kepada masyarakat luas, ia kerap muncul sebagai bintang iklan. Kontes binaraga di Indonesia misalnya Mr. Indonesia, Siswaraga untuk amatir dan Pestaraga, disamping kejuaraan nasional binaraga yang digelar oleh PABBSI. Kini dengan semakin banyaknya gelanggang olahraga, gym atau fitness center (pusat kebugaran), banyak orang yang berolah raga angkat beban untuk mendapatkan bentuk tubuh yang lebih ideal.



Binaraga profesional
   Dalam industri binaraga modern, "binaragawan profesional" secara umum merujuk kepada binaragawan yang telah memenangi kompetisi kualifikasi sebagai tingkat amatir dan mendapatkan "pro card" dari IFBB. Seorang binaragawan profesional berhak mengikuti kompetisi binaraga dunia, termasuk Arnold Classic dan the New York Pro. Merebut gelar di berbagai kontes binaraga internasional dapat menjadikan mereka berhak untuk ikut serta dalam Mr. Olympia, kontes binaraga paling bergengsi dan dianggap tertinggi di dunia binaraga profesional. Gelar binaraga internasional bergengsi lainnya adalah Mr. Universe.
Mr. Olympia

Binaraga alami
   Binaraga alami atau natural bodybuilding merujuk pada kontes binaraga dimana peserta secara rutin harus lulus tes bebas zat ilegal, barang siapa yang tidak lulus tes dilarang untuk mengikuti kontes ini di masa depan. Tes dilakukan melalui uji sampel urin. Zat-zat ilegal yang dilarang antara lain Anabolik steroid, Prohormon, dan Diuretik.

Pertumbuhan otot
   Binaragawan umumnya menempuh tiga strategi untuk memaksimalkan hipertropi otot:
Latihan beban melalui angkat berat dan latihan resistensi
Nutrisi khusus, yang melibatkan pola makan tinggi protein, serta tambahan suplemen jika diperlukan
Istirahat yang cukup, termasuk tidur dan pemulihan di antara sesi latihan

   Latihan beban
Workout at gym

   Latihan beban mengakibatkan sobekan mikro pada jaringan otot yang dilatih; secara umum disebut mikrotrauma. Sobekan kecil ini menimbulkan rasa pegal dan sakit setelah latihan yang disebut delayed onset muscle soreness (DOMS) yaitu sakit otot yang tertunda. Tubuh kemudian memperbaiki kerusakan otot ini dengan menumbuhkan jaringan otot baru untuk menyambung sobekan kecil ini, hal inilah yang menyebabkan otot tumbuh membesar. Secara normal, rasa sakit ini terasa satu atau dua hari setelah latihan. Akan tetapi ketika otot tubuh telah mulai terbiasa dengan latihan, maka rasa sakit itu cenderung berkurang.

   Latihan beban bertujuan membangun jaringan otot dengan memicu dua jenis hipertropi; hipertropi sarkoplasmik dan hipertropi myofibrilar. Hipertropi Sarkoplasmik menciptakan otot yang lebih besar sehingga menjadi tujuan latihan binaraga daripada hipertropi myofibrilar yang lebih bersifat kelenturan dan kekuatan atletis. Sarkoplasmik dipicu dengan meningkatkan repetisi (perulangan), sementara myofibrilar dipicu dengan mengangkat beban yang lebih berat.[4] Keduannya secara bersama dapat meningkatkan ukuran dan kekuatan otot (dibandingkan dengan orang yang tidak latihan beban sama sekali). Akan tetapi sifat penekanannya berbeda.

   Banyak pelatih memilih untuk secara silih berganti menggunakan dua metode ini. Hal ini dimaksudkan agar mencegah tubuh beradaptasi (dengan mempertahankan beban lebih yang progresif), mungkin dengan menekankan metode sesuai kebutuhan mereka, misalnya seorang binaragawan yang terbiasa latihan dengan metode hipertropi sarkoplasmik dapat suatu waktu beralih ke hipertropi myofibliar agar dapat melampaui batas plateau yakni suatu titik dimana latihannya sudah membentur batas.

   Latihan beban dilakukan dengan mengangkat alat beban seperti dumbel dan barbel. Latihan binaraga ini biasanya dilakukan di pusat kebugaran.


   Gizi

   Pertumbuhan otot tingkat tinggi, pemulihan dan perbaikan otot seorang binaragawan memerlukan diet (pola makan) khusus. Secara umum binaragawan memerlukan kalori lebih banyak dari orang biasa serta memerlukan protein lebih banyak untuk membantu pembentukan massa otot. Pengaturan pola makan ditambah latihan kardiovaskuler untuk mengurangi lemak tubuh dilakukan menjelang pertandingan untuk memperjelas definisi otot. Rasio energi makanan dari karbohidrat, protein, dan lemak dapat berbeda-beda sesuai tujuan sang binaragawan.

   Suplemen
   Peran penting gizi adalah membangun otot dan menghilangkan lemak, untuk mencapai hal ini binaragawan kerap memerlukan berbagai jenis makanan suplemen atau pelengkap. Berbagai produk digunakan untuk meningkatkan ukuran otot, meningkatkan metabolisme untuk membakar lemak, meningkatkan kesehatan sendi, dan mencegah kekurangan gizi. Kreatin mungkin adalah salah satu suplemen yang paling banyak digunakan. Suplemen lainnya antara lain Fat burner untuk pembakar lemak, dan Amino untuk asupan protein.

   Istirahat
   Meskipun stimulasi terhadap otot muncul saat latihan di sasana kebugaran, pertumbuhan otot muncul kemudian saat istirahat. Tanpa istirahat dan tidur yang cukup, otot tidak dapat pulih dan tumbuh dengan baik. Tidur delapan jam sehari dianjurkan bagi binaragawan, meski kebutuhan tidur berbeda tiap orang. Sebagai tambahan banyak atlet binaraga melakukan tidur siang untuk meningkatkan kemampuan tubuh membangun otot, beberapa bahkan memecah jam tidurnya kedalam beberapa kali tidur dalam sehari.